
Penipuan Berkedok Aplikasi Pemerintah yang Semakin Marak
Penipuan berkedok aplikasi pemerintah semakin marak dan menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat. Banyak warga menjadi korban karena penipu mengaku sebagai petugas resmi dari lembaga pemerintah. Salah satu kasus terbaru terjadi di Bekasi, di mana seorang warga bernama Adrian (32) menjadi korban penipuan dengan modus aplikasi palsu KTP digital.
Adrian mengaku menerima pesan WhatsApp dari nomor tak dikenal yang mengaku sebagai petugas Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Bekasi. Pesan tersebut meminta Adrian untuk mengecek aplikasi KTP digital. Ia pun mengikuti instruksi tersebut dan menemukan bahwa data dirinya tidak ditemukan. Setelah itu, pelaku menghubungkannya dengan petugas lain untuk membantu proses verifikasi ulang.
Dalam proses tersebut, Adrian diminta untuk mengunduh ulang aplikasi KTP digital dari Play Store. Namun, ia juga diminta untuk mengunduh aplikasi tambahan melalui situs digitalktp.online. Selain itu, Adrian diminta untuk menonaktifkan fitur Play Store. Selama proses ini, ia tidak bisa menggunakan ponselnya, termasuk membuka notifikasi atau beralih ke aplikasi lain.
Pelaku juga meminta Adrian melakukan pemindaian wajah, sidik jari, serta membuat ulang PIN dan sandi baru. Sayangnya, Adrian tidak menyadari bahwa ia telah memberikan akses penuh ke perangkatnya melalui fitur aksesibilitas. Pelaku diduga mengendalikan ponsel Adrian dari jarak jauh dan mengakses aplikasi keuangan miliknya.
Setelah instalasi selesai, Adrian diminta untuk membuka aplikasi tersebut. Di layar ponselnya hanya terlihat proses verifikasi dalam bentuk persentase dari 1% hingga 100%. Proses ini membuat Adrian tidak bisa mengakses notifikasi atau aplikasi lain selama beberapa jam. Akibatnya, isi rekening bank miliknya dikuras hingga Rp66 juta.
Adrian telah melaporkan kasus ini ke pihak berwajib. Namun, hingga kini belum ada tindak lanjut dari pihak bank maupun kepolisian. Ia mengaku sempat tidak curiga karena tampilan ikon aplikasi sangat mirip dengan aplikasi resmi milik pemerintah. Menurut pengalamannya, website pemerintah sering kali memiliki tampilan yang mirip satu sama lain.
Kasus Serupa Terjadi di Kota Malang
Beberapa waktu lalu, di Kota Malang, kejadian serupa juga terjadi. Seorang pengusaha di Malang menjadi korban penipuan setelah mengklik sebuah tautan yang disebarkan melalui WhatsApp. Akibatnya, uang tabungan yang nilainya mencapai miliaran rupiah hilang dalam sekali klik.
Kasus ini bermula saat Silvia Yap (52), seorang pengusaha aksesori kendaraan asal Lawang Kabupaten Malang, menerima pesan WhatsApp dari nomor tak dikenal yang mengirimkan aplikasi berbentuk APK dengan judul "Undangan Pernikahan". Saat menekan tautan tersebut, muncul gambar undangan seperti brosur iklan. Meski merasa aneh, Silvia memblokir nomor tersebut.
Namun, pada malam hari, Silvia menerima notifikasi tentang aktivitas akses ilegal ke emailnya. Ia kemudian memindahkan data ke ponsel lain menggunakan Smartswitch dan mengganti password email. Ternyata, uang yang disimpan dalam rekening bank miliknya raib dalam beberapa kali transaksi melalui m-Banking.
Kronologi kasus ini disampaikan oleh kuasa hukum korban, Hilmy F. Ali. Menurutnya, awalnya korban menerima undangan pernikahan digital yang kemudian diklik dan ditutup. Di ponselnya terdapat beberapa aplikasi mobile banking, namun hanya BRImo yang terkena dampaknya.
Total kerugian yang dialami Silvia mencapai Rp1,4 miliar. Transaksi ilegal terjadi melalui dua nomor rekening bank plat merah milik korban, yang kemudian mentransfer dana ke tiga nomor rekening tak dikenal. Selain itu, ada juga transaksi aneh via m-Banking dan transfer ke QRIS serta pulsa ke nomor ponsel tak dikenal.
Tips Menghindari Penipuan Berkedok Aplikasi Pemerintah
Untuk menghindari risiko penipuan, masyarakat disarankan untuk lebih waspada terhadap pesan dan tautan yang tidak dikenal. Pastikan untuk hanya mengunduh aplikasi dari sumber resmi seperti Play Store atau App Store. Jangan pernah mengklik tautan yang mengaku sebagai layanan pemerintah tanpa konfirmasi langsung dari instansi terkait.
Selain itu, jangan pernah memberikan akses penuh ke perangkat Anda kepada orang asing. Gunakan fitur keamanan seperti pengenalan wajah dan sidik jari secara bijak. Jika merasa ada aktivitas mencurigakan di akun bank atau media sosial, segera lakukan langkah-langkah pencegahan seperti mengganti kata sandi dan memblokir akun yang mencurigakan.
0 Komentar