
Berita Outner- Industri olahraga mencakup pakaian olahraga, sepatu, peralatan olahraga, sepeda, aksesori, serta makanan dan minuman sehat, sedang berkembang pesat akibat perkembangan gaya hidup sehat. Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan hal tersebut dalam acara Pameran Merdeka Fest 2025, di Jakarta, Selasa (29/7).
Berdasarkan data United Nations Commodity Trade Statistics Database (UN Comtrade) dan Badan Pusat Statistik (BPS), jelas Menperin, ekspor pakaian olahraga dari Indonesia, termasuk kaos tenis, jaket, dan celana berbahankain keringmaupun polyester performance, mengalir ke pasar-pasar utama seperti Amerika Serikat (AS), Jepang, Jerman, dan Korea Selatan. Perkiraan nilai ekspor pakaian olahraga nasional pada tahun 2024 mencapai lebih dari USD 480 juta atau Rp 7,8 triliun (kurs Rp 16.389), dan menunjukkan tren peningkatan meskipun dalam tekanan ekonomi global.
Fenomena peran penting tren gaya hidup sehat dalam kemajuan industri olahraga ini didukung oleh riset dari Statista Market Insights (2024). Riset tersebut mencatat bahwa nilai pasar pakaian olahraga di Indonesia diproyeksikan tumbuh dengan Compound Annual Growth Rate (CAGR) sekitar 7-8 persen per tahun hingga 2027, terutama pada segmen athleisure dan pakaian berbasis teknologi (menyerap kelembapan, perlindungan UV).
Menteri Perindustrian menambahkan, perkembangan kinerja yang baik juga terjadi pada industri sepatu olahraga nasional. Berdasarkan data BPS, nilai ekspor produk sepatu olahraga Indonesia selama periode Januari hingga April 2025 tetap menunjukkan kinerja yang signifikan, yaitu mencapai USD 1,39 miliar atau Rp 22,7 triliun.
Selain itu, industri sepatu olahraga Indonesia tumbuh dengan CAGR 13,1 persen dalam lima tahun terakhir dan menempati peringkat ke-3 dunia sebagai eksportir alas kaki terbesar dengan 450 juta pasang per tahun, serta penyerapan tenaga kerja lebih dari 500 ribu orang di Jawa Barat, Jawa Timur, dan Banten.
"Posisi ini memperkuat keyakinan kami bahwa industri ini memiliki fondasi yang kuat dan momentum untuk terus berkembang di pasar global," katanya, dikutip dari Antara, Rabu (30/7).
Untuk industri sepatu olahraga, Statista Market Outlook memproyeksikan pasar sektor tersebut secara global akan mencapai nilai lebih dari 130 miliar dolar AS atau 2,1 kuadriliun rupiah pada tahun 2027, dengan pertumbuhan tahunan sekitar 5 persen (CAGR 2023-2027). "Ini menjadi peluang besar bagi pelaku industri nasional untuk terus memperluas akses pasar, khususnya ke kawasan dengan pertumbuhan konsumsi baru seperti Asia Selatan, Timur Tengah, dan Afrika," katanya.
Menurut Menteri Perindustrian, kekuatan industri sepatu olahraga nasional tidak hanya berada pada skala besar yang berorientasi ekspor, tetapi juga tumbuh dari akar rumput melalui industri kecil menengah (IKM) yang tersebar di berbagai daerah. Seperti sentra IKM alas kaki yang tersebar di wilayah Cibaduyut (Bandung), Magetan (Jawa Timur), Bogor, Garut, Padang, dan Palembang.
Selanjutnya, peran UKM dalam industri alat olahraga juga tidak kalah penting. Berdasarkan data BPS, sepanjang tahun 2024, industri alat olahraga nasional mencatatkan nilai ekspor sebesar USD 275,29 juta atau Rp 4,51 triliun. "Meskipun nilai ini masih relatif kecil dibandingkan subsektor manufaktur lainnya, namun menunjukkan potensi pertumbuhan yang menjanjikan di tengah tren global yang semakin mengedepankan kesehatan dan kebugaran," kata Menteri Perindustrian.
Berdasarkan riset dari Statista Market Insights dan Grand View Research Tahun 2024, nilai pasar global alat olahraga diproyeksikan akan tumbuh dengan CAGR sekitar 5-7 persen per tahun hingga tahun 2028, dengan nilai ekonomi mencapai lebih dari USD 185 miliar atau Rp 3,03 kuadriliun secara global.
Menteri Perindustrian juga menyampaikan bahwa industri sepeda dan aksesoris semakin berkembang di pasar domestik, seiring meningkatnya minat masyarakat terhadap gaya hidup aktif, olahraga berkelanjutan, dan transisi menuju transportasi yang ramah lingkungan. Berdasarkan data BPS dan International Trade Centre (ITC) Trade Map, nilai ekspor sepeda Indonesia pada tahun 2024 diperkirakan mencapai USD 119 juta atau Rp 1,9 triliun, dengan pasar utama ekspor sepeda domestik mencakup Belanda, Jerman, Jepang, dan Malaysia.
Menurutnya, industri sepeda dalam negeri memiliki pertumbuhan permintaan yang konsisten, terutama di kategori sepeda gunung (MTB), sepeda lipat, dansepeda kota. Dari sisi permintaan domestik, laporan Statista Market Forecast (2024) menunjukkan bahwa pasar sepeda di Indonesia diproyeksikan mencapai nilai lebih dari USD 1,1 miliar atau Rp 18 triliun pada tahun 2027, dengan pertumbuhan tahunan CAGR sekitar 6-8 persen.
0 Komentar