Anak SDN Bekasi Belajar di Bawah Proyek Tol

Featured Image

Sekolah di Bekasi Terdampak Proyek Jalan Tol, Kondisi Mengkhawatirkan

Sebanyak tiga Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Kecamatan Setu, Kabupaten Bekasi, mengalami dampak dari Proyek Strategis Nasional (PSN) Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Selatan. Ketiga sekolah tersebut adalah SDN Burangkeng 03, SDN Burangkeng 04, dan SDN Ciledug 03. Lokasi ketiganya berada sangat dekat dengan area pembangunan jalan tol, sehingga mengakibatkan beberapa masalah serius.

Kondisi Sekolah yang Rusak dan Gangguan Belajar

Ketiga sekolah ini mengalami kerusakan pada bangunan akibat getaran dan suara bising dari alat berat yang digunakan dalam proyek. Siswa-siswa merasa takut karena adanya getaran dan suara yang terdengar setiap hari. Kepala SDN Burangkeng 03, Ike Kurniasih, menjelaskan bahwa kondisi ini membuat anak-anak cemas dan bahkan keluar kelas karena ketakutan.

Lokasi SDN Burangkeng 03 hanya berjarak sekitar 15 meter dari proyek pembangunan ruas tol. Hal ini menimbulkan kekhawatiran bagi para wali murid terhadap keamanan anak-anak saat kendaraan berat melewati area tersebut.

Sementara itu, SDN Ciledug 03 mengalami situasi serupa. Lingkungan sekolah langsung bersinggungan dengan proyek jalan tol. Namun, pembangunan konstruksi di titik ini sempat terhenti karena salah satu ruang kelas masih ada di lokasi tersebut. Komite Sekolah SDN Ciledug 03, Muhammad Hanafi, menyampaikan harapan agar sekolah segera direlokasi agar siswa dapat belajar dalam suasana yang nyaman.

Masalah Kesehatan Akibat Debu Proyek

Di SDN Burangkeng 04, puluhan murid terkena penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) akibat debu proyek. Sejak proyek dimulai pada tahun 2022, lingkungan sekolah yang semula hijau dan asri berubah menjadi gersang. Debu yang dibawa oleh kendaraan besar pengangkut material tanah semakin memperburuk kondisi lingkungan.

Selain itu, lahan hijau di sekitar sekolah semakin berkurang karena pohon-pohon ditebang untuk pembangunan dua tiang pancang jalan tol di depan dan belakang bangunan. Debu yang terbawa angin pun semakin mudah masuk ke lingkungan sekolah. Banyak siswa mengalami batuk dan flu, terutama anak-anak yang memiliki daya tahan tubuh rendah.

Sekolah "Terjepit" Proyek Jalan Tol

SDN Burangkeng 04 mengalami dampak paling parah. Sekolah ini "terjepit" oleh proyek jalan tol. Di sisi samping, jarak sekolah sangat dekat dengan pembangunan jalan tol. Di sisi depan dan belakang, sekolah juga "terjepit" oleh dua tiang pemancang ruas tol layang.

Selama proyek berlangsung, sejumlah gedung sekolah mengalami retak akibat getaran dari alat berat. Lingkungan sekolah kini diselimuti debu yang berasal dari proyek. Kondisi ini menyebabkan banyak pelajar terserang ISPA. Kepala SDN Burangkeng 04, Ace Komarudin, berharap sekolahnya segera direlokasi agar siswa dapat belajar dalam kondisi yang lebih baik.

Dugaan Korupsi Dana Relokasi

Anggota Komisi VI Rieke Diah Pitaloka menduga ada indikasi korupsi dana relokasi terhadap ketiga sekolah tersebut. Ia menyoroti fakta bahwa meski proyek sudah berjalan selama dua tahun, ketiga sekolah belum juga direlokasi. Rieke menilai hal ini tidak masuk akal dan menunjukkan indikasi kuat penyelewengan dana.

Ia menjelaskan bahwa alokasi anggaran pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Selatan sudah mencakup dana relokasi kawasan sekitar area proyek. Namun, hingga kini belum ada kejelasan mengenai nasib ketiga sekolah tersebut. Rieke meminta Presiden Prabowo Subianto untuk memberikan perhatian serius terhadap dugaan penyelewengan dana relokasi.

Selain itu, Rieke juga meminta Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi dan Bupati Bekasi Ade Kuswara Kunang untuk memperhatikan nasib ketiga sekolah tersebut. Ia menegaskan bahwa dukungan penuh akan diberikan kepada pihak-pihak terkait dalam upaya menyelesaikan masalah ini.

Posting Komentar

0 Komentar