
Penjaga Kos Buka Suara, Tantang Pernyataan Polisi
Arya Daru Pangayunan, seorang diplomat muda yang ditemukan tewas dengan kondisi terlilit lakban di kamar kosnya, masih menjadi misteri. Hingga saat ini, penyebab kematian dan kejadian pada malam sebelum jenazahnya ditemukan belum bisa diungkap secara pasti.
Siswanto, penjaga kos di Gondia International Guesthouse, Jalan Gondangdia Kecil, Menteng, Jakarta Pusat, mengungkapkan bahwa ia tidak melihat Arya Daru pada malam sebelum jenazahnya ditemukan. Pengakuan ini bertentangan dengan pernyataan pihak berwenang yang menyebut bahwa Arya sempat terlihat di area dapur sebelum masuk ke kamarnya.
Siswanto mengaku telah tidur sejak sore hari karena hujan deras yang terus-menerus. Ia menegaskan bahwa ia hanya bangun setelah menerima telepon dari istri Arya, Meta Ayu Puspitantri. "Kalau gak ditelepon sama istrinya alamarhum itu juga saya gak bangun itu sebenarnya," katanya. Menurut Siswanto, ia tidak tahu apakah Arya Daru buang sampah atau sedang makan malam, karena ia sudah tidur sejak sore.
Pengakuan Siswanto menunjukkan bahwa ia terakhir kali melihat Arya Daru pada hari Minggu (6/7/2025). Saat itu, Arya tampak membawa mobil dinas. Namun, hal ini berbeda dengan pernyataan polisi yang menyebut bahwa Arya sempat menyapa penjaga kos sebelum masuk ke kamarnya pada Senin (7/7/2025) sekitar pukul 22.30 WIB.
Perbedaan Pernyataan Antara Penjaga Kos dan Polisi
Menurut Kompol Rezha Rahandhi, Kapolsek Metro Menteng, Arya Daru terlihat di area dapur sebelum masuk ke kamar. Rekaman CCTV menunjukkan bahwa korban membuang sampah dan menyapa penjaga kos. Setelah itu, Arya kembali masuk ke kamarnya dan tidak terlihat lagi. Kamarnya dalam keadaan digrendel dari dalam, sehingga tidak ada yang melihatnya setelah jam 22.30 WIB.
Namun, pengakuan Siswanto justru menyatakan bahwa ia tidak melihat Arya pada malam tersebut. Hal ini menciptakan celah baru dalam kasus ini. Apakah Arya benar-benar pulang malam itu, atau justru ada skenario yang sengaja disembunyikan?
Keberadaan Arya di Rooftop Gedung Kemlu
Selain itu, informasi dari Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi, menyebut bahwa Arya sempat terekam CCTV sedang berada di rooftop Gedung Kemlu. Rekaman menunjukkan bahwa Arya berada di lantai 12 gedung tersebut selama 1 jam 26 menit pada Senin (7/7/2025) malam.
Ade Ary menjelaskan bahwa korban naik ke rooftop membawa dua tas, yaitu tas ransel dan tas belanja. Namun, ketika turun dari rooftop, kedua tas tersebut tidak lagi dibawanya. Hal ini menimbulkan pertanyaan: apa yang terjadi selama waktu tersebut? Apakah tas tersebut disimpan di tempat tertentu, atau justru dibuang?
Pertanyaan yang Masih Terbuka
Dari pengakuan Siswanto dan pernyataan polisi, serta rekaman CCTV yang menunjukkan keberadaan Arya di rooftop, banyak pertanyaan yang belum terjawab. Bagaimana kemungkinan bahwa Arya bisa terlihat di area dapur oleh polisi, namun tidak dilihat oleh penjaga kos? Apakah ada kesalahan dalam pengamatan CCTV, atau justru ada upaya untuk menyembunyikan sesuatu?
Kasus ini semakin memperkuat kebutuhan untuk dilakukan penyelidikan lebih lanjut. Diperlukan analisis mendalam terhadap semua bukti yang ada, termasuk rekaman CCTV, kesaksian saksi, dan kondisi ruang kamar korban. Hingga saat ini, misteri kematian Arya Daru masih menjadi tanda tanya besar bagi publik.
0 Komentar